Selasa, 26 Juni 2012

VERTIKULTURE: SOLUSI TEPAT BERCOCOK TANAM DI LAHAN SEMPIT

 Ada yang berbeda di stand Pameran Produk Unggulan dan Teknologi Hasil Pertanian BPP Kecamatan Gondang tahun ini. Pada pameran yang baru saja berlangsung minggu kemarin ini, di stand BPP Gondang terlihat beberapa paralon yang berdiri tegak berjajar di pojok stand sebelah timur. Paralon-paralon ini ditanami berbagai macam sayuran seperti sawi, pak choi, seledri dan lain-lain.

Pameran tahun ini, BPP Gondang  sengaja mengusung teknologi budidaya tanaman tegak bertingkat yang biasa disebut teknik vertikulture. Teknik budidaya tanaman secara vertikulture ini ternyata cukup berhasil menarik perhatian pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang bertanya mengenai tata cara budidaya tanaman dengan vertikultur ataupun hanya berhenti untuk melihatnya. Bahkan beberapa pengunjung tertarik membeli beberapa paralon yang telah ditanami sayuran.


Budidaya tanaman dengan teknik vertikulture bukanlah sesuatu yang baru. BPP Gondang memunculkan metode budidaya ini karena terinspirasi banyaknya keluhan dari ibu-ibu yang kesulitan menanam sayuran karena keterbatasan lahan. Kesulitan ini banyak dirasakan oleh mereka yang tinggal di daerah perkotaan yang minim pekarangan. Bagi mereka yang mempunyai hobi bercocok tanam tapi tidak punya cukup lahan, teknik vertikulture adalah solusi yang tepat.
Vertikultur ala BPP Gondang
Berasal dari kata vertical dan culture, teknik budidaya tanaman secara vertikulture di definisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik dilakukan di luar ruangan ataupun di dalam ruangan. Sistem tanam ini memungkinkan kita menanam berbagai macam tanaman seperti sayuran dan tanaman hias secara bertingkat hanya dengan menggunakan sebatang paralon, drum bekas ataupun bambu. Tidak perlu tempat yang luas. Teknik ini sangat cocok diterapkan di daerah perkotaan terutama bagi mereka yang tinggal di perumahan ataupun apartemen.

Vertikultur dalam wadah drum
Budidaya dengan teknik vertikulture sangat mudah dilaksanakan, sama seperti bercocok tanam di kebun ataupun di sawah. Perbedaanya hanya terletak pada lahan yang digunakan. Hampir semua tanaman sayuran dan hias bisa ditanam dengan teknik ini. Tidak perlu biaya yang mahal, kita dapat menggunakan bahan-bahan bekas di sekitar yang sudah tidak terpakai.

Hal yang paling penting dalam budidaya dengan teknik vertikulture adalah media dan wadah yang digunakan harus bisa menyediakan cukup tempat dan hara untuk tumbuh berkembang tanaman. Untuk wadah paralon, sebaiknya menggunakan paralon yang berdiameter cukup lebar dengan ketebalan yang kecil. Sebelum ditanami pada permukaan paralon dibuat lubang-lubang berdiameter sekitar 4 cm atau sesuai selera. Pada bagian dalam paralon diberi paralon kecil yang telah dilubangi kecil-kecil untuk tempat rembesan air agar tanah tidak sesak. Selanjutnya, paralon siap diisi dengan media tanam.

wadah paralon

Media tanam yang digunakan juga sangat sederhana. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan bebas bahan kimia kita dapat bercocok tanam secara organiK, yaitu dengan menggunakan media tanam tanah dan pupuk organic perbandingan 1:1. Dengan catatan, pupuk organic yang dipakai harus benar-benar sudah jadi. Media tanam bisa langsung dimasukkan ke dalam wadah tanam dan siap ditanami. Untuk tanaman yang mempunyai tinggi lebih dari satu meter dan butuh lebih banyak sinar matahari seperti cabai, tomat, terong dan lain-lain sebaiknya ditanam pada bagian atas paralon sedangkan sayuran seperti sawi, seledri, kubis dapat ditanam pada bagian bawah. Sangat mudah bukan. Teknik vertikulture memungkinkan kita berkreasi menciptakan pekarangan sekaligus taman impian kita diteras-teras rumah ataupun pojok-pojok ruangan yang tidak terpakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar