Kamis, 31 Mei 2012

POTONG LEHER DI DESA TAWING

            Desa Tawing merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Gondang, dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun. Setiap hari waktu banyak dihabiskan untuk mengolah sawah agar mendapat hasil panen yang melimpah. Hasil pertanian dan perkebunan sangatlah diandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
            Pada musim penghujan biasanya petani menanam padi, sedang pada musim kemarau menanam tembakau atau jagung. Pada musim kemarau ketersediaan air irigasi memang tidak mencukupi untuk menanam padi, sehingga petani memilih menanam tembakau atau  jagung.
Padi terserang potong leher.
            Musim tanam padi yang lalu, petani di Desa Tawing agak kecewa dengan hasil panennya. Hal ini disebabkan oleh serangan hama dan penyakit padi, terutama blast. Tanaman padi yang terserang, pada batang terlihat hijau, tapi pada leher malai ada bercak kecoklatan yang lama kelamaan akan membusuk. Leher malai patah dan bulir padi menjadi hampa (gabug) . Hal ini bila tidak segera diatasi bisa menyebabkan hasil panen turun hingga 50% atau bahkan bisa gagal panen (puso).


            Penyakit potong leher atau blast disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Penyakit ini dapat menyerang tanaman padi pada semua stadia tumbuh, baik fase vegetatif maupun generatif. Pada fase vegetatif ditandai dengan bercak pada daun (leaf blast)  berwarna kelabu/putih dengan tepi coklat kemerahan, berbentuk belah ketupat. Bila menyerang pada fase generatif timbul bercak kecoklatan pada pangkal leher (neck blast) mengakibatkan leher malai tidak dapat menopang malai dan patah.
            Penyakit ini biasanya menyerang padi gogo atau padi sawah irigasi yang kekurangan air. Pemberian pupuk nitrogen dosis tinggi memperparah keadaan . Penyakit ini sangat cepat menular bila kelembaban tinggi dan ada tiupan angin kencang. Dalam 6 – 10 jam spora akan menginfeksi jaringan tanaman.
            Penyakit blast dapat dikendalikan melalui penanaman varietas tahan secara bergantian dan pemupukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Bila diperlukan bisa menggunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat, fosdifen, atau kasugamisin.
            Satu hal yang tak boleh dilewatkan, pengamatan yang rutin oleh petani sehingga bila ada serangan hama dan penyakit segera diketahui agar dapat dilakukan penanganan yang cepat dan tepat. Peran serta petani inilah yang sangat diharapkan oleh pemerintah  melalui Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tulungagung untuk menjaga ketersediaan pangan di tingkat regional dan masyarakat. Bila demikian, program peningkatan ketahanan pangan masyarakat yang dicanangkan pemerintah segera dapat terwujud.
Puji Astuti, S.Pt.
Penyuluh Pertanian BPP Gondang

5 komentar:

  1. untuk petani desa tawing, sabar y pak...

    BalasHapus
  2. hi..hiii...takut!!!Awas hati hati, jaga leher kalian!!!

    BalasHapus
  3. potong leher angsa mask di kuali.....

    BalasHapus
  4. sekarang sudah ada corrin untuk mencegah dan mengendalikan potong leher atau blast

    BalasHapus
  5. Saya ada ventra DGW untuk semua jamur.. yang penting bukan jamur kulid.

    BalasHapus