Minggu, 05 Juli 2015

Pengendalian Tikus Kelompok Sido Makmur Desa Sidomulyo

Tikus (Rattus sp.) mengganggu tanaman pada semua fase pertumbuhan. Pengendalian jumlah populasinya mutlak diperlukan. Jika tidak pernah dikendalikan maka tikus akan sangat banyak jumlahnya dan merugikan petani. Berdasarkan perhitungan matematis sepasang tikus dapat menjadi lebih dari 2000 ekor per tahun jika dibiarkan tanpa musuh alami atau tanpa upaya pengendalian sama sekali. Mengingat musuh alami tikus telah jarang terdapat di alam, maka petani harus sering melakukan tindakan pengendalian secara bersama-sama. 

tikus yang mati

Gropyokan dan cara apapun sering dilakukan petani untuk mengurangi populasi tikus di lahan. Sarana pengendalian berupa racun tikus disediakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung. 

Basmikus

Kelompok Sido Makmur Desa Sidomulyo Kecamatan Gondang secara berkala melakukan pengendalian tikus bersama-sama dengan bantuan racun tikus dari Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung. 

Basmikus dan Alpostran adalah racun pembunuh tikus yang menggunakan teknik emposan. Petani cukup mencari lubang aktif sarang tikus kemudian membakar racun berbentuk mirip lilin itu. Semua lubang yang berhubungan dengan sarang tikus aktif tersebut ditutup tanah, sehingga keluarga tikus akan mati di dalam sarangnya.

Petani membagi racun tikus Alpostran
Basmikus dan Alpostran
Kekompakan para petani menentukan keberhasilan pengendalian populasi tikus di lahan. Demikian juga pendampingan dari petugas lapangan dan kontak tani untuk mengumpulkan dan menggerakkan para petani.  
 

 Sarang tikus yang masih aktif  dapat dilihat ciri-cirinya dengan adanya gundukan tanah baru di depan lubang tersebut. Selain itu juga terdapat bekas kaki tikus pada gundukan tanah tersebut.

Teknik yang paling mudah bisa dengan menutup dengan tanah semua lubang pada pematang atau di sekitar lahan, sehari sebelum dilakukan emposan. Jika keesokan harinya lubang itu terbuka dan ada bekas jejak kaki tikus, maka itulah lubang aktif.

Musuh alami tikus sebenarnya banyak terdapat di alam. Hanya saja keberadaannya saat ini sangat jarang dan tidak efektif mengendalikan populasi tikus. Beberapa diantaranya yang sering terdapat di sawah yaitu ular sawah, burung hantu, kucing, garangan (rase).

burung hantu

Kucing banyak dipelihara manusia dan diberi makan di rumah dengan makanan yang cukup sehingga tidak berburu tikus sawah. Ular sawah, burung hantu dan rase banyak diburu dan dikoleksi oleh  penghobi dan kolektor hewan. Sebenarnya musuh alami tikus cukup rakus memakan tikus. Tetapi saat ini keberadaan hewan tersebut menjadi langka dan berakibat pada ketidak seimbangan populasi tikus di lahan. Akibatnya tikus merajalela dan merusak tanaman budidaya milik petani.
kucing

ular sawah
garangan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar