Pada tanggal 16 Januari 2014 yang lalu, kami kedatangan tamu dari Kabupten Kepulauan Morotai, Maluku Utara. Rombongan terdiri dari para petugas Dinas Pertanian, Penyuluh Pertanian dan petani teladan dari wilayah tersebut.
Obyek yang dikunjungi adalah kebun belimbing, lokasi program kawasan tumah pangan lestari (KRPL) dan lahan sawah irigasi.
Rombongan yang terdiri dari puluhan orang tersebut sampai di kebun belimbing Pak Wigiono pada pukul 9 pagi. Rombongan terdiri dari dua mobil, satu mobil elp berisi penuh para tamu dari Kabupaten Kepulauan Morotai dan mobil yang lain adalah petugas KJF BKPP Tulungagung.
Saat tiba di kebun, semua pengunjung tampak terkesan dengan buah belimbing kualitas super yang telah disiapkan tuan rumah untuk para tamu. Bukah hanya ukurannya yang membuat takjub, tapi juga warna dan rasanya yang manis dan segar sempurna.
Para tamu diterima di gubuk yang sengaja dibangun di tengah kebun belimbing milik Pak Wigiono di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu. Perbincangan berlangsung cukup akrab di gubuk sederhana itu. Banyak hal yang ditanyakan mengenai seluk beluk tanaman belimbing. Mulai dari jenisnya, umur tanamannya hingga berbuah seperti sekarang, asal bibitnya, dan lain-lain.
Foto bersama di gubuk Pak Wigi |
Puas mendengar keterangan tuan rumah, para tamu berjalan-jalan ke dalam kebun untuk melihat secara langsung bagaimana buah tersebut tersusun di pohonnya. Decak kagum tak henti-henti kami dengar dari mereka. Banyak hal ingin mereka ketahui tentang belimbing.
Di kebun belimbing |
Buah belimbing di pohon |
Obrolanpun berlanjut di sekitar pepohonan belimbing. Banyak hal yang disampaikan, mulai dari keadaan alam kepulauan morotai, produk unggulan, hingga teknis budidaya belimbing di kebun Pak Wigi.
Kunjungan di kebun belimbing ini hanya sekitar 30 menit saja. Para pengunjung akan melanjutkan perjalanan menuju obyek kunjungan berikutnya yaitu lokasi program KRPL di Desa Tawing, Kecamatan Gondang.
Di lokasi KRPL Desa Tawing, para pengunjung melihat langsung pertanaman sayuran dan kolam ikan serta ternak ayam arab di pekarangan warga. Sayur selada dan kenikir menjadi pusat perhatian ibu-ibu pengunjung. Tanaman kenikir yang cukup banyak di lokasi ini, tidak mereka dapati di Kepulauan Morotai, sehingga ibu-ibu KWT Desa Tawing memberikan benih kenikir kepada ibu-ibu pengunjung dengan harapan agar tanaman kenikir juga dapat tumbuh di sana.
Selada yang menarik perhatian |
Lokasi kunjungan yang terakhir adalah lahan sawah irigasi di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang. Mereka mengatakan tidak cukup banyak tanaman padi di wilayah mereka, karena belum menjadi tanaman utama. Tanaman yang banyak terdapat di Kepulauan Morotai adalah kelapa.
Selain pertanaman padi, para tamu juga mengamati sarana budidaya padi di lahan, diantaranya jalan paving yang masih baru (JUT) dan saluran irigasi tersier yang dipleseng dengan rabat beton. Mereka melihat infrastruktur yang memadai di lahan. Tentu saja hal ini akan mereka bawa sebagai pengetahuan baru untuk diterapkan di wilayah Kabupaten Kepulauan Morotai Maluku Utara.
Lahan sawah Desa Ngrendeng |
Seorang petugas peserta studi banding menyatakan bahwa harus ada petani dari jawa yang mau pindah ke kepulauan morotai untuk mengajarkan para petani di sana menanam padi. (ooh...). Acara ditutup dengan foto bersama dari semua yang hadir. Semoga pertemuan dan studi banding ini membawa berkah. aamiin
Berjalan di antara padi sawah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar