TEMU TANI ( UPAYA PENGENDALIAN HAMA WERENG COKLAT )
DI DESA SEPATAN
Desa
Sepatan adalah salah satu desa di Kecamatan Gondang yang memiliki potensi
pertanian dengan komoditi tanaman padi. Tanaman padi yang ditanam dengan pola
tanam padi-padi-padi (IP 300) menjadikan petani Desa Sepatan harus pandai-pandai
mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi.
Pertengahan
bulan Agustus kemarin pada beberapa hamparan padi mulai muncul serangan hama
yang menjadi momok petani dimanapun yaitu Wereng Batang Coklat (WBC). Pada
bulan ini (Sepetember) bagi desa-desa yang memasuki awal musim tanam harus
waspada terhadap serangan hama ini.
Sebagai
usaha mengendalikan WBC tanaman padi maka pada hari Sabtu, 6 September 2019 dilaksanakan
kegiatan Temu Tani oleh perusahaan pestisida Corteva yang bertempat di Balai Desa
Sepatan dihadiri oleh PPL Desa Sepatan, Petugas POPT, Kelompok Tani Desa
Sepatan dan kurang lebih 150 petani dari
beberapa desa.
Hama
wereng coklat merupakan hama utama padi yang dapat menyebabkan menurunnya
produktifitas bahkan gagal panen (puso). Gejala serangan wereng coklat
menjadikan tanaman padi mengering atau hopperburn
karena wereng coklat menghisap cairan tanaman padi bahkan WBC dapat menularkan
virus kerdil runput maupun kerdil hampa. Siklus hidup wereng coklat yang kurang
lebih 28 hari menjadikan petani harus melakukan pengamatan secara intensif.
Hama wereng coklat memiliki keistimewaan semua stadianya menyereng tanaman
padi.
WBC berkembangbiak secara
sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8
hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan
pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung
pelepah dan tulang daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur
terdiri dari 3-21 butir.Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir. Telur
menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa
hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa.Dalam perkembangan
hidupnya, wereng batang coklat mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium
telur, nimfa dan dewasa.
Nimfa mengalami lima instar,
dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah
12.82 hari. Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk
pertama adalah makroptera (bersayap panjang) yaitu wereng batang coklat yang
mempunyai sayap depan dan sayap belakng normal. Bentuk kedua adalah brakiptera
(bersayap kerdil) yaitu wereng batang coklat dewasa yang mempunyai sayap depan
dan sayap belakang tumbuh tidak normal, terutama sayap belakang sangat
rudimenter.
Pada daerah lain stadium
telur membutuhkan waktu antara 7-11 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna
keputihan dan berangsur menjadi coklat. Stadium nimfa terjadi 5 kali pergantian
kulit dan waktu yang dibutuhkan pada masing-masing instar adalah 2-4 hari
(lihat gambar 2) Wereng batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap
panjang (makroptera) dan sayap pendek (brakiptera). Bentuk makroptera merupakan
indikator populasi pendatang dan emigrasi, sedangkan brakiptera populasi
penetap.Suhu optimum untuk perkembangan antara 18-280C.
Beberapa
teknik pengendalian WBC diantaranya :
1.
Tanam
Padi Secara Serentak
Tanam padi secara serentak dalam areal yang luas tidak dibatasi
oleh batas administrasi. Wereng coklat imigran terbang bermigrasi tidak
dapat dihalangi oleh sungai atau lautan. Bila suatu daerah panen atau
puso maka wereng makroptera (bersayap panjang) akan terbang bermigrasi mencari
tanaman muda dalam populasi tinggi, hinggap (landing) dan berkembang biak
pada tanaman padi muda. Bila areal tempat migrasi sempit, maka populasi
imigran akan padat.
2.
Penggunaan
Varietas Tahan
Penggunaan varietas tahan disesuaikan dengan keberadaan biotipe
wereng coklat yang ada di lapangan. Saat ini, biotipe wereng coklat yang
berkembang di lapang didominasi oleh biotipe 3 dan dibeberapa tempat telah ada
biotipe 4 sehingga memerlukan varietas unggul baru (VUB) yang memiliki
ketahanan terhadap biotipe tersebut. Badan Litbang Pertanian telah menyediakan
beberapa VUB yang tahan terhadap biotipe tersebut, yaitu Inpari 13, Inpari 31
dan Inpari 33.
3.
Waktu
Pesemaian Padi
Penetapan waktu pesemaian ditentukan oleh kapan puncak wereng
imigran yang tertangkap lampu perangkap. Bila datangnya wereng imigran
tidak tumpang tindih antara generasi maka pesemaian hendaknya dilakukan
pada 15 hari setelah puncak imigran.
Bila datangnya wereng dari generasi yang tumpang tindih, maka akan
terjadi bimodal (dua puncak). Pesemaian hendaknya dilakukan pada 15 hari
setelah puncak imigran ke-2.
4.
Pengamatan
Wereng Coklat di Pertanaman
Pengamatan atau Monitoring wereng coklat pada 1-2 minggu
sekali. Ambil contoh 20 rumpun arah diagonal. Hitung jumlah wereng
coklat pada minggu ke- i (Ai) dan musuh alami laba-laba + Paederus
+Ophionea+Coccinella pada minggu ke-i (Bi) dan Cyrtorhinus pada
minggu ke-i (Ci).
5.
Penggunaan
Insektisida
Penggunaan insektisida harus memperhatikan berbagai factor, antara
lain:
·
Aplikasi insektisida
dilakukan saat air embun tidak ada antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00,
dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang padi.
·
Tepat dosis dan jenisnya
yaitu yang berbahan aktif Pymetrozine, dinotefuran.
·
Tidak melawan arah angin.
(anis)