Rabu, 29 Juli 2015

Kunjungan Menteri Pertanian ke Wilayah Kerja BPP Gondang


Menteri Pertanian RI, Bapak Amran Sulaiman telah mengunjungi beberapa desa di wilayah kerja BPP Kecamatan Gondang pada Hari Rabu, 29 Juli 2015.
Menteri Amran bersama para petani
Kunjungan kerja ini dilaksanakan dalam rangka melihat langsung kegiatan pertanian di lahan sawah petani. Menteri Pertanian ingin mengetahui secara langsung kendala dan masalah yang dihadapi para petani di lahan. Tiga desa yang dikunjungi di Kecamatan Gondang adalah Desa Ngrendeng, Desa Kiping dan Desa Gondosuli.
 
Di Desa Ngrendeng Menteri Amran dan rombongan melaksanakan panen padi simbolis bersama Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Bupati Tulungagung, Bapak Sahri Mulyo.


Di Desa Kiping, Menteri Amran beserta Bapak Bupati Tulungagung dan beberapa pejabat lain melaksanakan penanaman benih padi bersama petani. Para petani dari kelompok Ngudi Makmur Desa Kiping telah menyiapkan lokasi lahan dan benih yang akan ditanam.

Arahan menteri untuk para petani
Di Desa Gondosuli, Menteri Amran melihat lokasi bangunan sumur dalam untuk sarana pengairan lahan petani di desa tersebut.

Kunjungan berlangsung cukup singkat yaitu mulai sekitar pukul 15.30 di Desa Ngrendeng, dilanjutkan ke Desa Kiping dan Desa Gondosuli.


Pak Sutijan mewakili petani menyampaikan isi hati
Pada Hari yang sama, pagi harinya Menteri Pertanian telah mengunjungi Desa Munjungan di Kabupaten Trenggalek.


Dalam dialog yang disampaikan, menteri pertanian akan memberikan bantuan pompa air dan mesin tanam padi untuk petani. Mesin panen dan traktor telah diberikan sebelumnya pada waktu kunjungan dirjen prasarana dan sarana, Bapak Gatot Irianto beberapa waktu yang lalu.




Informasi akan adanya kunjungan menteri pertanian kali ini cukup mendadak. Kami di BPP Gondang menerima informasi pada pagi Hari Rabu, 29 Juli 2015.
Pertemuan petani menyambut Mentan RI
Persiapan yang dilakukan dalam waktu singkat ternyata tidak mengurangi kesuksesan acara. Para petani, pemerintahan desa, dan beberapa pihak yang terkait segera bergerak untuk menyiapkan beberapa sarana yang diperlukan. Dengan serba cepat dan solid, tim gabungan dari penyuluh, staf dinas pertanian dan BUMN dari petrokimia bekerja sama saling mengisi.  

Petani juga melaksanakan pertemuan singkat untuk bermusyawarah dan memilih wakil mereka yang akan berbicara dengan Bapak Menteri Pertanian. Mereka juga membahas permasalahan irigasi dan alat mesin pertanian yang selalu membutuhkan perhatian pemerintah. Jika tidak dibantu pemerintah, maka petani tidak akan mampu mengadakan mesin tersebut sendiri. Salah satu yang diinginkan para petani di Desa Kiping adalah alat mesin tanam padi yang dapat menanam lebih cepat daripada ditanam secara manual.


Petugas penyuluh pertanian Desa Kiping, Kepala Desa dan Kontak Tani
Kepala Desa Kiping beserta perangkat, petugas penyuluh lapang dan beberapa orang petani

regu tanam dan babinsa

Babinsa dan mantri tani

Menteri Pertanian dan Bupati Tulungagung



Menteri Amran, Dirjen Tanaman Pangan, Bupati Tulungagung  dan para petani melaksanakan tanam padi





Kamis, 23 Juli 2015

Budidaya Bawang Merah




Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya anjlok. Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran.
Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, perlu upaya untuk melakukan budidaya bawang merah diluar musim. Seiring dengan pembatasan kegiatan budidaya di musim-musim puncak.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut. Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius. Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.
Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis yang perlu disiapkan untuk melakukan usaha budidaya bawang merah. Cara menanam bawang merah ini disarikan dari pengalaman para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. Berebes merupakan salah satu sentra budidaya bawang merah terbesar di Indonesia.
Benih bawang merah
Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak. Ada benih lokal hingga benih hibrida impor. Bentuk benihnya ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih.
Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen tua, lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari dataran tinggi. Benih bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan 2-3 bulan. Ukuran benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat, berwarna merah tua mengkilap.
Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung dengan varietas, ukuran benih dan jarak tanam. Untuk jarak tanam 20×20 dengan bobot umbi 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton benih per hektar. Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam 15×15 dibutuhkan 2,4 ton per hektar. Bila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit lagi.
Pengolahan tanah dan penanaman
Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan rata, tidak melengkung.
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.
Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur umbi masih kurang dari 2 bulan, lakukan pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan mempercepat tumbuhnya tananaman.
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan hingga 15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm. Benih bawang merah ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi kedalam tanah.
Perawatan budidaya bawang merah
Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa dikurangi hingga satu hari sekali.
Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA, dan KCl yang diaduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93 kg, 200 kg dan 112 kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya diberikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56 kg per hektar. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping tanaman.
Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun apabila serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian pupuk susulan.
Pengendalian hama dan penyakit
Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan penyakit. Namun yang paling sering menyerang di sentra-sentra produksi adalah hama ulat dan penyakit layu.
Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya terlihat bercak putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan manual, ulat dan telur diambil untuk dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon sex perangkap, gunakan sebanyak 40 buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.
Panen budidaya bawang merah
Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton per hektar dengan rata-rata nasional 9,47 ton per hektar.
Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu. Penjemuran  bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang yang telah kering, kadar air 85%, siap untuk disimpan atau dipasarkan.

sumber:

http://alamtani.com/budidaya-bawang-merah.html

Minggu, 05 Juli 2015

Pengendalian Tikus Kelompok Sido Makmur Desa Sidomulyo

Tikus (Rattus sp.) mengganggu tanaman pada semua fase pertumbuhan. Pengendalian jumlah populasinya mutlak diperlukan. Jika tidak pernah dikendalikan maka tikus akan sangat banyak jumlahnya dan merugikan petani. Berdasarkan perhitungan matematis sepasang tikus dapat menjadi lebih dari 2000 ekor per tahun jika dibiarkan tanpa musuh alami atau tanpa upaya pengendalian sama sekali. Mengingat musuh alami tikus telah jarang terdapat di alam, maka petani harus sering melakukan tindakan pengendalian secara bersama-sama. 

tikus yang mati

Gropyokan dan cara apapun sering dilakukan petani untuk mengurangi populasi tikus di lahan. Sarana pengendalian berupa racun tikus disediakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung. 

Basmikus

Kelompok Sido Makmur Desa Sidomulyo Kecamatan Gondang secara berkala melakukan pengendalian tikus bersama-sama dengan bantuan racun tikus dari Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung. 

Basmikus dan Alpostran adalah racun pembunuh tikus yang menggunakan teknik emposan. Petani cukup mencari lubang aktif sarang tikus kemudian membakar racun berbentuk mirip lilin itu. Semua lubang yang berhubungan dengan sarang tikus aktif tersebut ditutup tanah, sehingga keluarga tikus akan mati di dalam sarangnya.

Petani membagi racun tikus Alpostran
Basmikus dan Alpostran
Kekompakan para petani menentukan keberhasilan pengendalian populasi tikus di lahan. Demikian juga pendampingan dari petugas lapangan dan kontak tani untuk mengumpulkan dan menggerakkan para petani.  
 

 Sarang tikus yang masih aktif  dapat dilihat ciri-cirinya dengan adanya gundukan tanah baru di depan lubang tersebut. Selain itu juga terdapat bekas kaki tikus pada gundukan tanah tersebut.

Teknik yang paling mudah bisa dengan menutup dengan tanah semua lubang pada pematang atau di sekitar lahan, sehari sebelum dilakukan emposan. Jika keesokan harinya lubang itu terbuka dan ada bekas jejak kaki tikus, maka itulah lubang aktif.

Musuh alami tikus sebenarnya banyak terdapat di alam. Hanya saja keberadaannya saat ini sangat jarang dan tidak efektif mengendalikan populasi tikus. Beberapa diantaranya yang sering terdapat di sawah yaitu ular sawah, burung hantu, kucing, garangan (rase).

burung hantu

Kucing banyak dipelihara manusia dan diberi makan di rumah dengan makanan yang cukup sehingga tidak berburu tikus sawah. Ular sawah, burung hantu dan rase banyak diburu dan dikoleksi oleh  penghobi dan kolektor hewan. Sebenarnya musuh alami tikus cukup rakus memakan tikus. Tetapi saat ini keberadaan hewan tersebut menjadi langka dan berakibat pada ketidak seimbangan populasi tikus di lahan. Akibatnya tikus merajalela dan merusak tanaman budidaya milik petani.
kucing

ular sawah
garangan